tag:blogger.com,1999:blog-40357267831615110412024-03-04T20:05:41.247-08:00seni rupakeunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-81134059877519302302011-04-01T21:48:00.001-07:002011-04-01T21:53:12.456-07:00SEJARAH BATIK<div class="post-content"> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sampai sekarang ini masih sering ditanyakan darimana asal mula dan sejarah Batik Indonesia. Bagi orang yang pernah membaca beberapa buku tentang batik, dapat disimpulkan bahwa batik Indonesia berasal dari India. Tetapi para ahli Sejarah Kebudayaan, ahli Etnologi, ahli Purbakala dan Kebudayaan kemudian tidak puas atau meragukan jawaban di atas setelah adanya penelitian-penelitian lebih lanjut.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam kesempatan ini, saya akan memberikan beberapa gambaran mengenai bagaimana asal mula dan sejarah perkembangan batik di Indonesia berdasarkan beberapa sumber dan pendapat para ahli. Untuk membuka tabir gelap tersebut, inilah pendapat para ahli mengenai perkembangan batik:</div><ol style="margin-top: 0pt;" type="1"><li class="MsoNormal">dari Buku Bunga Rampai Sejarah Budaya Indonesia, Karangan Prof.Dr.R.M.Sutjipto Wirjosuparto, Jembatan Jakarta 1964 halaman 4 :</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">“ Bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayan India telah menganal aturan-aturan untuk menyususun syair, mengenal teknik untuk membuat kain batik, mengenal industri logam, penataan padi di sawah dengan jalan pengairan dan suatu pemerintahan yg teratur”</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Mengenai perkembangan pengaruh kesenian India di Indonesia, pada halaman 11 terdapat penegasan sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">“ Yang mengembangkan kesenian India di Indonesia adalah bangsa Indonesia sendiri. Jadi yang memperkaya kesenian Indonesia adalah orang-orang Indonesia yang telah hidup dan belajar di India untuk beberapa waktu. Dari keterangan – keterangan tersebut telah jelas, bahwa bangsa Indonesia sendirilah yang menciptakan kesenian baru di Indonesia. Ini dibuktikan oleh bangunan-bangunan Borobudur, Prambanan dan sebagainya.</div><ol style="margin-top: 0pt;" type="1"><li class="MsoNormal">Dr. Alfred Steinmann (professor Ethnologi universitas Zurich), Batik, <em>A survey of Batik Design </em>penerbit F, Lewis Publisher Lemitted, 1958</li>
</ol><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal">Pada zaman T’ang Dinasti di China (620-907) raja China tersebut sangat tertarik dengan Batik, Menyuruh alhi seninya berkeliling mempelajari batik ke Balkhan, Karakorum, dan Turkestan Timur.</li>
<li class="MsoNormal">Menurut pendapat Roufear( sarjana Belanda), bahwa batik Indonesia berasal dari India selatan. Pendapat ini berdasarkan lukisan lilin atau wax-resist, tidak memperhatikan perbandingan design dan waktu berkembangnya peristiwa pada masing-masing tempat.</li>
<li class="MsoNormal">Pada tahun 1516 di Palikat dan Gujarat dari Pantai Utara Malabar ( India ), dibuat sejenis kain batik secara lukisan lilin. Kemudian kain ini berkembang dan banyak di pasarkan di Malaya dengan sebuatan kain Palekat.</li>
<li class="MsoNormal">Pada abad 17- 19 batik dari India Selatan mencapai puncak perkembangannya. Kain batik dari Dacca ini dibuat secara wax-resist dikombinasi dengan lukisan warna</li>
<li class="MsoNormal">Diperbandingkan desain batik dari berbagai Negara pada umumnya bermotif Geometris, Batik di Indonesia bermotif lebih tinggi, kecuali motif geometris terdapat motif-motif yang lain dan banyak variasinya.</li>
<li class="MsoNormal">Batik-batik dari Negara lain dapat disebutkan:</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">-<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Batik Yapan : berkembang pada dinasti Nara sampai abad pertengahan, kemudian menghilang. Prosesnya menggunakan car wax-resist dibuat secara painting dan wooden stencil. Batik ini disebut “ro-kechi”. Cara lain dibuat secara pecahan Wonogiren yang disebut “katanori”</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">-<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Batik China, dibuat pada dinasti T’ang secara Wax-resist yang disebut dengan “Miao”</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">-<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Batik dari Bangkok juga sema cam Wax-resist yang disebut “Phanung”</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">-<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Batik Rusia (Turkestan Timur) dibuat secara wax-resist yang disebut “Bokhara”</div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal">Berdasarkan perbandingan desain dan memperhatikan waktu mulainya perkembangan setempat, Batik India baru perkembang pada akhir abad 17. contoh kain batik yang dikatakan batik koromandel yang didapatkan di Minahasa, bermotif Tumpal. Dsedangkan di India dalam seni ragam hias tidak terdapat Tumpal. Kalau diperhatikan, motif batik Koromandel yang sampai di Aceh dan Pinang, tidak bermotif tumpal dan motif serta ornamen dan isenya sangat berbeda dengan batik Indonesia…..</li>
</ol></div>keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-69488270349254386072011-03-11T21:32:00.001-08:002011-03-11T21:33:03.722-08:00PEMATUNG INDONESIA<h2><span class="mw-headline" id="Pematung_Indonesia">Pematung Indonesia</span></h2><ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dolorosa_Sinaga">Dolorosa Sinaga</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Edhi_Sunarso">Edhi Sunarso</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gregorius_Sidharta">Gregorius Sidharta</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/I_Nyoman_Nuarta">I Nyoman Nuarta</a></li>
</ul>keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-4195091456937513652011-03-11T21:29:00.001-08:002011-03-11T21:33:03.731-08:00SENI PATUNG KONTEMPORER<h3><span class="mw-headline" id="Seni_Patung_Kontemporer">Seni Patung Kontemporer</span></h3><div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 222px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sheep%27s_statue_in_Canberra.JPG"><img alt="" class="thumbimage" height="165" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0f/Sheep%27s_statue_in_Canberra.JPG/220px-Sheep%27s_statue_in_Canberra.JPG" width="220" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sheep%27s_statue_in_Canberra.JPG" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Patung domba</div></div></div>Di zaman sekarang dimana <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer">seni kontemporer</a> mulai berkembang pesat, patung bisa menjadi semacam 'seni pertunjukan'. Misalnya di beberapa tempat seperti Tiongkok, Jepang, Kanada, Swedia dan Rusia diadakan festival patung es yang diselenggarakan secara berkala. Istilah <i>patung kinetik</i> dipakai untuk patung yang dirancang untuk bisa bergerak. Beberapa seniman yang membuat karya patung kinetik adalah: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Marcel_Duchamp">Marcel Duchamp</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alexander_Calder&action=edit&redlink=1" title="Alexander Calder (halaman belum tersedia)">Alexander Calder</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=George_Rickey&action=edit&redlink=1" title="George Rickey (halaman belum tersedia)">George Rickey</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Andy_Warhol">Andy Warhol</a>.<br />
== Seni Patung di Indonesia == seni patung di Indonesia adalah seni yang diciptaan dengan funsinya sendiri - sendiri. contohnya di Bali patung digunakan untuk bersembahyang berbebeda dengan daerah lain.keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-52520783241191101012011-03-11T21:28:00.001-08:002011-03-11T21:33:03.737-08:00SENI PATUNG EROPA<h3><span class="mw-headline" id="Eropa">Eropa</span></h3><h4><span class="mw-headline" id="Romawi_Yunani_Klasik">Romawi Yunani Klasik</span></h4>Seni patung klasik Eropa merujuk pada seni patung dari zaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani_Kuno">Yunani Kuno</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Romawi_kuno" title="Romawi kuno">Romawi kuno</a> serta peradaban <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Helenisasi">Helenisasi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Romanisasi">Romanisasi</a> atau pengaruh mereka dari sekitar tahun 500 SM sampai dengan kejatuhan Roma di tahun 476 AD, istilah patung klasik juga dipakai untuk patung modern yang dibuat dengan gaya klasik. Patung-patung klasik Eropa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:<br />
<ol><li>Figur badan penuh: berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang.</li>
<li>Portrait: menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.</li>
<li>Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik</li>
<li>Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai model sungguhan.</li>
</ol>Bentuk patung telanjang biasanya diterima secara luas oleh masyarakat, didasari pada lamanya tradisi yang mendukungnya. Tapi adakalanya, ada yang berkeberatan dengan tema ketelanjangan ini, biasanya dari kalangan fundamentalis moral dan relijius. Contohnya, beberapa patung Yunani koleksi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vatikan">Vatikan</a> dihilangkan penisnya.<br />
<h4><span class="mw-headline" id="Periode_Gothik">Periode Gothik</span></h4>Mata rantai yang menghubungkan seni, dalam hal ini adalah arsitektur, Eropa zaman pertengahan (Gothik) dengan seni arsitektur Romawi disebut dengan periode <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Romanesque&action=edit&redlink=1" title="Romanesque (halaman belum tersedia)">Romanesque</a>. Karya seni patung Gothik awal adalah dari pengaruh agama Kristen, serta lahir dari dinding gereja dan biara. Patung yang terdapat di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chartres_Cathedral&action=edit&redlink=1" title="Chartres Cathedral (halaman belum tersedia)">Chartres Cathedral</a> (sekitar th. 1145) di Perancis merupakan karya patung awal zaman Gothik. Di Jerman, terdapat di Cathedral <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bamberg">Bamberg</a> dari tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1225">1225</a>. Di Inggris, karya patung hanya terbatas pada yang dipakai pada batu nisan serta dekorasi non figur (sebagian ini disebabkan karena <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikonoklasme&action=edit&redlink=1" title="Ikonoklasme (halaman belum tersedia)">ikonoklasme</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cistercian&action=edit&redlink=1" title="Cistercian (halaman belum tersedia)">Cistercian</a>). Di Italia, masih dipengaruh bentuk-bentuk zaman klasik, seperti yang terdapat pada mimbar <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Baptistery&action=edit&redlink=1" title="Baptistery (halaman belum tersedia)">Baptistery</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pisa">Pisa</a> serta di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siena">Siena</a>.<br />
<h4><span class="mw-headline" id="Renaissance">Renaissance</span></h4>Pada zaman renaissance, seni patung juga turut dihidupkan kembali, bahkan dalam beberapa kasus lebih dulu dibandingkan dengan karya seni lain. Salah satu tokoh penting dalam masa ini adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Donatello">Donatello</a>, dengan karya patung perunggunya, <i>David</i> (jangan rancu dengan David-nya Michelangelo). Ini merupakan karya patung awal zaman Renaissance. Demikian juga dengan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Michelangelo" title="Michelangelo">Michelangelo</a> yang selain membuat patung <i>David</i>, juga membuat <i>Pietà</i>. Patung David dari Michelangelo merupakan satu contoh gaya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kontraposto&action=edit&redlink=1" title="Kontraposto (halaman belum tersedia)">kontraposto</a> dalam menggambarkan figur manusia. Masih ada beberapa periode dari zaman renaissance ke modernisme yang dipengaruhi oleh perubahan politik, gerakan kebudayaan atau hal lain, yaitu periode <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mannerisme">mannerisme</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baroque" title="Baroque">baroque</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neo_klasik&action=edit&redlink=1" title="Neo klasik (halaman belum tersedia)">neo klasik</a>.<br />
<h4><span class="mw-headline" id="Modernisme">Modernisme</span></h4><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Auguste_Rodin">Auguste Rodin</a> merupakan salah satu pematung Eropa terkenal dari awal abad 20. Ia seringkali disebut sebagai seniman patung Impresionis. Seni patung modern klasik kurang berminat pada naturalisme, detail anatomi atau kostum dan lebih tertarik pada stilisasi bentuk, demikian juga pada irama volume dan ruang. Seiring dengan perkembangan waktu, gaya seni patung modern klasik kemudian diadopsi oleh dua penguasa totalitarian Eropa: Nazi Jerman dan Uni Soviet. Sementara di kawasan Eropa lain, gaya ini berubah menjadi bersifat dekoratif/art deco (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Paul_Manship&action=edit&redlink=1" title="Paul Manship (halaman belum tersedia)">Paul Manship</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Carl_Milles&action=edit&redlink=1" title="Carl Milles (halaman belum tersedia)">Carl Milles</a>), stilisasi abstrak (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Henry_Moore">Henry Moore</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alberto_Giacometti&action=edit&redlink=1" title="Alberto Giacometti (halaman belum tersedia)">Alberto Giacometti</a>) atau lebih ekspresif. Gerakan modernis dalam karya seni patung menghasilkan karya Kubisme, Futurisme, Minimalisme, Instalasi dan Pop art.keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-82782379057719740352011-03-11T21:26:00.001-08:002011-03-11T21:33:03.742-08:00PERKEMBANGAN SENI PATUNG MESIRMesir<br />
<br />
Lihat juga Seni Mesir kuno<br />
<br />
Karya seni patung Mesir kuno dikembangkan untuk merepresentasikan dewa-dewa Mesir kuno, juga para Fir'aun, dalam bentuk fisik. Aturan-aturan yang sangat ketat diikuti ketika menciptakan karya patung; patung laki-laki dibuat lebih gelap daripada patung perempuan; dalam patung berposisi duduk , tangan harus diletakkan pada lutut dan aturan-aturan tertentu dalam menggambarkan para dewa. Peringkat artistik didasari atas kesesuaian dengan aturan, dan aturan tersebut diikuti secara ketat selama ribuan tahun, sehingga penampilan patung tidak banyak berubah kecuali selama periode singkat semasa pemerintahan Akhenaten dan Nefertiti, diperbolehkan penggambaran secara naturalistik.keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-77455421866866906272011-03-11T21:24:00.001-08:002011-03-11T21:33:03.749-08:00PERKEMBANGAN SENI PATUNG AFRIKA<h3><span class="mw-headline" id="Afrika">Afrika</span></h3>Seni rupa di Afrika memiliki penekanan pada seni patung. Para seniman Afrika cenderung lebih menyukai karya tiga dimensi dibandingkan dengan dua dimensi. Meskipun para antropolog berpendapat bahwa patung yang mula-mula dikenal di Afrika berasal dari kebudayaan Nok di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nigeria">Nigeria</a> sekitar tahun 500 SM, karya-karya seni Afrika <i>Pharaonic</i> (berkaitan dengan zaman Mesir kuno), kurun waktunya lebih awal daripada periode Nok. Patung logam yang berasal dari bagian timur Afrika barat, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benin">Benin</a>, dianggap sebagai yang terbaik yang pernah dihasilkan.<br />
Patung diciptakan dan disimbolkan mencerminkan tempat asal di mana patung tersebut dibuat. Berdasarkan bahan dan teknik yang digunakan serta fungsinya, karya patung berlainan dari satu daerah ke daerah lain.<br />
Di Afrika Barat figur patung memiliki tubuh memanjang, bentuk bersudut, dan tampilan wajah yang lebih merepresentasi bentuk ideal daripada individual. Figur-figur tersebut dipakai dalam ritual keagamaan dan seringkali permukaannya dilapisi bahan lewat upacara sesaji. Berlawanan dengan ini adalah patung yang diciptakan oleh penduduk Afrika Barat yang berbahasa Mande. Patung karya mereka terbuat dari kayu memiliki permukaan melebar dan rata sementara lengan dan kakinya berbentuk seperti silinder.<br />
Di Afrika Tengah ciri khasnya termasuk wajah yang berbentuk seperti hati yang melengkung ke dalam serta pola lingkaran dan titik. Meskipun beberapa kelompok lebih menyukai penciptaan wajah dengan bentuk geometris dan bersudut. Bahan yang digunakan adalah kayu, yang paling banyak digunakan, juga gading, tulang, batu, tanah liat serta logam. Kawasan Afrika Tengah memiliki gaya patung yang menyolok yang dengan mudah dapat diidentifikasi dari mana asal patung itu dibuat.<br />
Satu jenis karya tiga dimensi yang dibuat di kawasan Afrika Timur adalah patung tiang. Tiang dipahat berbentuk manusia dan dihias dengan bentuk-bentuk geometris, sementara bagian puncaknya dipahat dengan figur orang, binatang atau objek-objek lain. Tiang ini ditaruh di dekat makam dan diasosiasikan dengan kematian.<br />
Patung figur dari tanah liat tertua yang dikenal di Afrika Selatan berasal dari tahun 400 sampai 600 AD dan memiliki kepala berbentuk silindris. Figur dari tanah liat ini memiliki tampilan berupa gabungan antara manusia dan binatang. Selain patung tanah liat ada juga sandaran kepala dari kayu yang dikuburkan bersama pemiliknya dalam makam. Sandaran kepala ini berupa bentuk geometris atau figur binatang.keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-67946993656121272932011-03-11T21:21:00.001-08:002011-03-11T21:33:03.758-08:00PERKEMBANGAN SENI PATUNG INDONESIA<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Perkembangan seni patung Indonesia memang tak sepesat seni lukis. Namun akankah <br />
seni ini selalu tertinggal ? Nampaknya sekaranglah saatnya untuk 'unjuk gigi'.</span> <span style="font-size: x-small;">Semenjak kemunculan seni rupa modern Indonesia pada awal abad 20, seni patung terkesan tidak penting, kurang diperhatikan, dan tidak sepopuler seni lukis. Perannya pun tidak banyak dibicarakan dalam perkembangan seni rupa modern Indonesia, walaupun tak pernah benar-benar surut. Ketika seni kontemporer semakin nyata perkembangannya dalam wacana seni rupa Indonesiapun, posisi seni patung seperti jalan di tempat, tidak giat dan terabaikan. Padahal jika dilihat lebih jeli, seni patung memiliki peran dalam perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia. Buktinya pada tahun 1977 pernah diadakan suatu exibition yang diberi judul Pameran Seni Patung Kontemporer Indonesia. Di sinilah untuk pertama kalinya label kontemporer digunakan sengaja dipakai untuk menghindari penggunaan label ‘patung modern’.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Ketimbang menggunakan istilah patung modern atau patung kontemporer itu sendiri sesungguhnya lebih berpangkal pada keraguan menyatukan patung formalis berorientasi pada pengolahan asapek bentuk yang dikenal sebagai patung modern, dengan patung yang memasukkan unsur tradisi. Pada waktu itu disangsikan, apakah patung-patung yang dipamerkan bisa dikatagorikan sebagai patung modern. Keraguan ini menimbulkan perdebatan yang diakhiri dengan kesepakatan digunakannya label patung kontemporer. Dan bukanlah satu kebetulan, jika pematung G Sidharta soegijo yang memparakarsai berdirinya Asosiasi Pematung Indonesia (API) pada 7 juli 2000, adalah seniman yang mempelopori Pameran Seni Patung Indonesia tahun 1977.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Didirikannya asosiasi tersebut merupakan tanggapan para pematung terhadap kurang dinamisnya kehidupan seni patung di Indonesia sekarang ini. “Bila kita menengok beberapa tahun ke belakang, seni patung seolah olah hanya diwakili oleh segelintir pematung saja, yang aktif berkarya dan berpameran. Sepertinya di negeri kita tidak ada pematung lain kecuali pematung terkenal tersebut. Karena itulah sesuatu harus dilakukan oleh para pematung. Saya berharap banyak pihak mau peduli dan campur tangan untuk mencari solusi bermanfaat bagi kemajuan seni patung,” ungkap Sidharta yang menjabt sebagai Ketua Asosiasi Seni Patung Indonesia. Keputusan untuk mendirikan asosiasi ini dilandasi oleh kebutuhan kerjasama antara pematung, dan menciptakan suatu iklim yang baik bagi pertumbuhan seni patung di tanah air. API pun menyadari, suasan tersebut tidak dapat diciptakan hanya oleh beberapa orang saja.</span></div><span style="font-size: x-small;">Harus diupayakan bersama-sama oleh sejumlah besar pematung dan didukung oleh ligkungan masyarakat yang mengapresiasi seni patung. Karena tentunya, kegiatan berkesenian tidaklah dapat dipisahkan dari penerimaan masyarakat. Berdirinya API diharapkan akan menumbuhkan kerjasama antara asosiasi dengan pihak lain untuk meningkatkan apresiasi di kalangan masyarakat. Selain dengan pihak pemerintah dan swasta yang menaruh perhatian pada dunia patung, juga dengan para jurnalis, kolektor, pemilik galeri, kurator, dan masyarakat umum, Selain itu, jalinan kerjasama dengan asosiasi sejenis yang berada di mancanegara pun perlu dibina, sehingga ruang lingkupnya menjadi semakin luas. Wawasan serta informasi tentunya akan bertambah luas pula. Terlaksananya Pameran Patung 2001 API ynag berskala nasional kali ini pameran kedua sejak API berdiri diharapkan akan membuat dunia seni patung Indonesia semakin eksis. Dalam pameran yang berlangsung di Galeri Nasional, Jakarta, tanggal 20 November sampai 4 Desember 2001 ini akan berkumpul sekitar 77 pematung senior dan yunior Indonesia dari berbagai daerah. Rasanya tak berlebihan kalau kita berharap, diadakannya pameran ini akan membuka jalan mulus bagi seni patung Indonesia. </span>keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-33196617275309624342011-03-11T21:17:00.001-08:002011-03-11T21:33:03.765-08:00perkembangan seni patung ASIAAsia<br />
<br />
Berbagai macam jenis patung terdapat di banyak wilayah yang berbeda di Asia, biasanya dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Sejumlah besar patung Hindu di Kamboja dijaga kelestariannya di Angkor, akan tetapi penjarahan terorganisir yang terjadi berdampak besar pada banyak situs peninggalan di negara itu. Lihat juga Angkor Wat. Di Thailand, kebanyakan patung dikhususkan pada bentuk Buddha. Di Indonesia, patung-patung yang dipengaruhi agama Hindu banyak ditemui di situs Candi Prambanan dan berbagai tempat di pulau Bali. Sedangkan pengaruh agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.<br />
<br />
Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah Indus (3300-1700) SM. Ini adalah salah satu contoh awal karya patung di dunia. Kemudian, setelah Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme berkembang lebih jauh, India menciptakan patung-patung tembaga serta pahatan batu dengan tingkat kerumitan yang besar, seperti yang terdapat pada hiasan-hiasan kuil Hindu, Jain dan Buddha.<br />
<br />
Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina berasal dari sekitar tahun 10.000 SM. Kebanyakan karya patung Tiongkok yang dipajang di museum berasal dari beberapa periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM) menghasilkan bermacam-macam jenis bejana perunggu cetak dengan hiasan yang rumit. Dinasti Qin (221-206 SM) yang terkenal dengan patung barisan tentara yang dibuat dari terracota. Dinasti Han (206 SM - 220AD) dengan patung-patung figur yang mengesankan kekuatan. Patung Buddha pertama ditemui pada periode Tiga Kerajaan (abad ketiga). Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok adalah periode Dinasti Tang, pada saat perang saudara, patung-patung figur dekoratif dibuat dalam jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan. Kemudian setelah akhir Dinasti Ming (akhir abad 17) hampir tidak ada patung yang dikoleksi museum, lebih banyak berupa perhiasan, batu mulia, atau gerabah--dan pada abad 20 yang gegap gempita sama sekali tidak ada karya yang dikenali sebagai karya patung, meskipun saat itu terdapat sekolah patung yang bercorak sosial realis pengaruh Soviet di awal dekade rezim komunis, dan pada pergantian abad, para pengrajin Tiongkok mulai mendominasi genre karya patung komersial (patung figur miniatur, mainan dsb) dan seniman garda depan Tiongkok mulai berpartisipasi dalam seni kontemporer Eropa Amerika.<br />
<br />
Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya, seringkali di bawah sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan agama, dan seiring dengan berkurangnya peran tradisi Buddhisme, jenis penggunaan bahannya juga berkurang. Selama periode Kofun (abad ketiga), patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan di luar makam. Di dalam Kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung Buddha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal Empat Arah. Patung kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk Buddha, yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang dipahat dengan gaya hompa-shiki (ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan menarik diri. Sekolah seni patung Kei, menciptakan gaya patung baru dan lebih realistik.keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-937609474101953182011-03-11T21:14:00.001-08:002011-03-11T21:33:03.770-08:00SENI PATUNG INDONESIA: PERKEMBANGAN DAN KESINAMBUNGAN PROSES KREATIF PENCIPTAAN PATUNG DI INDONESIAAbstrak<br />
<br />
Kendala utama dalam pengembangan kini patung terutama karena kurangnya kritikus yang memberikan perhatian serius terhadap bagaimana dan di mana ia berkembang. Hal ini karena banyak pematung fokus perhatian mereka lebih pada proses kreatif dan menghabiskan waktu mereka lebih banyak atas perintah mengambil untuk karya artistik Namun. patung historis telah menunjukkan kemajuan yang terus menerus mengikuti perkembangan kondisi sosial budaya. Seperti awalnya tumbuh dari India Hinduistic dan tradisi Buddhis, patung telah melakukan kontak dengan tradisi pribumi, melahirkan karya-karya artistik berkala motif khas, teknik, dan gaya. Mereka ditandai dengan desain realistis dan terbuat dari siap mengukir bahan, yang kemudian memberikan pengaruh pada penggunaan bahan lain seperti beton atau perunggu. Kelahiran lembaga-lembaga pendidikan seni rupa seperti ASRI (ISI) dan ITB membuat patung mendapatkan kemajuan yang lebih baik dan dinamika yang lebih besar, terutama dalam memproduksi patung-patung non-figuratif dan mengembangkan tema tertentu sebagaimana ditentukan oleh sifat bahan yang digunakan.keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-69159009794975591502011-03-11T21:10:00.001-08:002011-03-11T21:33:03.775-08:00seni patungSeni patung<br />
Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-10880072645667263722011-03-01T20:03:00.001-08:002011-03-01T20:05:39.855-08:00seni lukis abstrak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvY7Bg79EY7mrudOgMeiywB0bvrOOcrBHjKt66x3iQ52Cd118zCczUUljkxn5vrKplcBtnEM_PQPITvVX9HJOQtHx2D-kjcbQ6QuFn7GDDhIgIlfW_T4qLmRtopu-wJohD_tm-jJbXqySY/s1600/lukisan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvY7Bg79EY7mrudOgMeiywB0bvrOOcrBHjKt66x3iQ52Cd118zCczUUljkxn5vrKplcBtnEM_PQPITvVX9HJOQtHx2D-kjcbQ6QuFn7GDDhIgIlfW_T4qLmRtopu-wJohD_tm-jJbXqySY/s1600/lukisan.JPG" /></a></div>keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-76283719313990736572011-03-01T19:52:00.000-08:002011-03-01T19:52:19.520-08:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3gvRemV8WXu2CBQQn7qENDxqN9diaJseVuFhB8lSDvlRm8P5DKqUyzfp3lDkkouTrIp_NETyQ9Fc4JQiBpVk8U1eQhM_HbMLI_BRTbYQq73tfPVyBBVqWjI01Lk6LG-ID7Qfd-scPnCMn/s1600/abstrak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3gvRemV8WXu2CBQQn7qENDxqN9diaJseVuFhB8lSDvlRm8P5DKqUyzfp3lDkkouTrIp_NETyQ9Fc4JQiBpVk8U1eQhM_HbMLI_BRTbYQq73tfPVyBBVqWjI01Lk6LG-ID7Qfd-scPnCMn/s1600/abstrak.jpg" /></a></div>keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-3636903074606259022011-03-01T19:43:00.001-08:002011-03-01T19:45:11.562-08:00seni lukis realisme<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLotnP_uHkSibo6_Pwf5koNys9FJ_5Xsi-FM4JqnRZpg1Duf8A56BO2IHcxJLQA4QeGgPGDisdDKxf4_DQ1xAKvjCfZgOtapdueKY7_DXBxeJrZ0o0EWy-ix2aCcfTv0Ru0KJh4kkXqJ0c/s1600/realisme.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLotnP_uHkSibo6_Pwf5koNys9FJ_5Xsi-FM4JqnRZpg1Duf8A56BO2IHcxJLQA4QeGgPGDisdDKxf4_DQ1xAKvjCfZgOtapdueKY7_DXBxeJrZ0o0EWy-ix2aCcfTv0Ru0KJh4kkXqJ0c/s320/realisme.jpg" width="320" /></a></div>keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-48181280281042956482011-03-01T19:19:00.001-08:002011-03-01T20:02:18.274-08:00keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-66676121550384465092011-03-01T18:52:00.001-08:002011-03-01T19:17:45.853-08:00seni lukis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVziSCi3vBYNcaJwbnzEzNd10X7zJrgFTxLU9U1cVACh8IIh5uGP1DGZXmwiMJDMVAQnCsEEtIbEL81TpjlIyBAizxhJoIKtp-GYx55WwA9CxI_UhpaaNhlRHvJKkBoirjUMh78m9t4BSZ/s1600/likis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVziSCi3vBYNcaJwbnzEzNd10X7zJrgFTxLU9U1cVACh8IIh5uGP1DGZXmwiMJDMVAQnCsEEtIbEL81TpjlIyBAizxhJoIKtp-GYx55WwA9CxI_UhpaaNhlRHvJKkBoirjUMh78m9t4BSZ/s320/likis.jpg" width="320" /></a></div>keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-45889021298632128202011-02-25T21:51:00.001-08:002011-03-01T20:02:18.283-08:00keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-73373142322717132002011-02-25T21:29:00.001-08:002011-03-01T20:02:18.289-08:00peninggalan sejarah indonesiaSeni Rupa<br />
<br />
Berikut ini adalah bagian dari Seni rupa<br />
<br />
a. Relief<br />
<br />
Relief pada umumnya dipahatkan pada dinding candi, terutama pada lorong-lorongnya dan melukiskan cerit yang diambil dari karya-karya sastra Hindu-Budha.<br />
1. Yang ada di candi Borobudur, terdapat 3 relief cerita :<br />
a. Karmawibhangga : Melukiskan nafsu manusia dan hukuman atas perbuatannya<br />
b. Lalitawistara : kisah perjalanan hidup Shidarta sejak lahir hingga menjadi Budha<br />
c. Gandawyuha : kisah Sudhana yang berusaha untuk mencari ilmu tertinggi<br />
2. Yang ada di candi Lorojongrang, terdapat 2 relief cerita :<br />
d. Ramayana, terdapat lorong candi induk (Candi Syiwa) yang diteruskan pada dinding salah satu candi pengapitnya, yaitu Candi Brahma<br />
e. kresnayana, terdapat pada dinding Candi Wisnu<br />
<br />
3. Yang ada di CAndi Jago, terdapat 3 relief yang mengisahkan cerita Kresnayana, Parthayajna, dan Kunjarakarna<br />
4. yang ada di Candi Penataran, terdapat relief yang melukiskan cerita Ramayana dan Kresnayana<br />
5. yang ada di Candi Surwono, terdapat relief yang mengusahkan cerita Arjuna Wiwaha<br />
<br />
Karya Sastra<br />
<br />
Karya sastra peninggalan Hindu-Budha ditulis diatas daun lontar.Kitab lontar ini disebut Kropak.<br />
a. Karya Sastra Zaman Mataram Lama dan Medang Kamulang<br />
1. Ramayana, karya Walmiki. Kitab ini berasal dari India<br />
2. Mahabhrata, karya Wyasa Kresna Dwipayana. Kitab ini juga berasal dari India<br />
3. sang Hyang Kamahayanikan, karya Sambhara Suryawarana. Dikarang pada zaman pemerintahan Empu Sindok<br />
4. Siwasasana (Purwadigama), merupakan kitab hokum, dikarang pada zaman pemerintahan Raja Airlangga<br />
5. Arjuna Wiwaha, karya Empu KAnwa, dikarang pada zaman pemerintahan Raja Airlangga<br />
b. Karya Sastra Kerajaan Sriwijaya:<br />
Hanya ada satu kitab, yaitu Pramanavartika, karya Dharma Kirti<br />
c. Karya Sastra Kerajaan Kediri :<br />
1. Bharatayudha karya Empu Sedah, dan Empu Panuluh<br />
2. Gatotkacasraya karya Empu Panuluh<br />
3. Hariwangsa karya Empu Panuluh<br />
4. Smaradhahana karya Empu Dharmaja<br />
5. Lubdhaka karya Empu Tanakung<br />
6. Wreta Sancaya karya Empu Tanakung<br />
7. Kresnayana karya Empu Triguna<br />
8. Sumanasantaka karya Empu Monaguna<br />
9. Brahmanda Purana karya Empu Astaguna<br />
10. Bhoma Kawya pengarangnya tidak diketahui<br />
d. Karya Sastra Kerajaan Majapahit<br />
1. Negara Kretagama, karya Empu Prapanca<br />
2. Sutasoma, karya Empu Tantular<br />
3. Arjuna Wiwaha, karya Empu Tantular<br />
4. Kunjara Karna<br />
5. Pharthayajna<br />
6. Paraton<br />
7. Tantu Panggelaran<br />
8. Calon Arang<br />
9. Sundayana<br />
10. Pamancangah<br />
11. Usana Bali<br />
12. Usana Jawa Korawa Srama<br />
14. Bubhuksah<br />
15. Panji Wijaya Krama<br />
16. Kidung Ranggawale<br />
17. Kidung Sorandaka<br />
18. Hari Sraya<br />
19. Tantri Kumandaka<br />
20. Dewa Ruci<br />
21. Sudamala<br />
22. Sri Tanjung<br />
23. Kutaramanawa, Karya Gajah Mada<br />
24. Nirathan Rakerta<br />
25. Kakawin Dharmasunya<br />
26. Kidung Subroto<br />
27. Adigunp<br />
28. Kidung Hasya Wijaya<br />
e. Karya Sastra Kerajaan Pajajaran<br />
1. Parahyangan<br />
2. Siksakandakeunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-60058656168277756742011-02-25T21:26:00.001-08:002011-03-01T20:02:18.299-08:00seni rupa prasejarah indonesiaB. Seni Rupa Prasejarah Indonesia<br />
Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme)<br />
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam<br />
<br />
1. Seni Rupa Jaman Batu<br />
Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar)<br />
Peninggalan – peninggalannya yaitu:<br />
a. Seni Bangunan<br />
Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan<br />
Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu<br />
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll<br />
b. Seni Patung<br />
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung – patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural<br />
c. Seni Lukis<br />
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)<br />
<br />
2. Seni Rupa Jaman Logam<br />
Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:<br />
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang<br />
2) Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)<br />
<br />
C. Seni Rupa Indonesia Hindu<br />
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:<br />
a. Proses peniruan (imitasi)<br />
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)<br />
c. Proses Penguasaan (kreasi)<br />
<br />
1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu<br />
a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)<br />
b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama<br />
c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)<br />
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia<br />
<br />
2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu<br />
a. Seni Bangunan:<br />
1) Bangunan Candi<br />
Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan mnumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:<br />
- Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur<br />
- Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu<br />
- Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan<br />
- Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda<br />
- Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari<br />
Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian<br />
- Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, ujur sangkar atau segi 20)<br />
- Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung<br />
- Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka<br />
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:<br />
- Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah – tengah anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan<br />
- System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia )yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran<br />
2) Bangunan pura<br />
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:<br />
- Halaman depan terdapat balai pertemuan<br />
- Halaman tengah terdapat balai saji<br />
- Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa<br />
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)<br />
- Pura agung, didirikan di komplek istana<br />
- Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi<br />
- Pura subak, didirikan di daerah pesawahan<br />
- Pura laut, didirikan di tepi pantai<br />
3) Bangunan Puri<br />
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb<br />
b. Seni patung Hindu Budha<br />
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb<br />
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:<br />
- Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)<br />
- Diantara keningnya terdapat titik (urna)<br />
- Telinganya panjang (lamba-karnapasa)<br />
- Terdapat juga kerutan di leher<br />
- Memakai jubah sanghati<br />
c. Seni hias Hindu Budha<br />
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa<br />
Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:<br />
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:<br />
- Hiasan mahkota pada atap candi<br />
- Hisana menara sudut pada setiap candi<br />
- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu<br />
- Hiasan makara, simbar filaster,dll<br />
1) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya<br />
- Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara<br />
- Hiasan flora dan fauna<br />
- Hiasan pola geometris<br />
- Hiasan makhluk khayangan<br />
<br />
3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu Budha<br />
a. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Tengah, terbagi atas:<br />
1) Jaman Wangsa Sanjaya<br />
Candi – candi hanya didirikan di daerah pegunungan. Seni patungnya merupakan perwujudan antara manusia dengan binatang (lembu atau garuda)<br />
2) Jaman Wangsa Syailendra<br />
Peninggalan candinya : kelompok Candi Prambanan, Kelompok Candi Sewu, Candi Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut Dan Kelompok Candi Plaosan<br />
Seni patungnya bersifat Budhis, contohnya patung Budha dan Budhisatwa di Candi Borobudur<br />
b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Timur, terbagi atas:<br />
1) Jaman Peralihan<br />
Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda – tanda gaya seni jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah diterapkan proposisi Indonesia seperti pada patung Airlangga<br />
2) Jaman Singasari<br />
Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.<br />
3) Jaman Majapahit<br />
Candi – candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi karena terbuat dari batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dll<br />
Kemudian pada seni patungnya sudah tidak lagi memperlihatkan gaya klasik Jawa Tengah, melainkan gaya magis monumental yang lebih menonjolkan tradisi Indonesia seperti tampak pada raut muka, pakaian batik dan perhiasan khas Indonesia. Selain patung dari batu juga dikelan patung realistic dari Terakotta (tanah liat) hasil pengaruh darin Campa dan China, contohnya patung wajah Gajah Mada<br />
c. Seni Rupa Bali Hindu<br />
Di Bali jarang ditemukan candi sebab masyarakatnya tidak mengenal Kultus Raja. Seni bangunan utama di Bali adalah Pura dan Puri. Pura sebagai bangunan suci tetapi di dalamnya tidak terdapat patung perwujudan Dewa karena masyarakat Bali tidak mengenal an-Iconis yaitu tidak mengebal patung sebagai objek pemujaan, adapun patung hanya sebagai hiasan saja<br />
<br />
4. Perbedaan Gaya Seni Jawa Tengah Dengan Jawa Timur<br />
a. Perbedaan struktur bangunan candi<br />
- Candi Jateng terbuat dari batu adhesit, sedangkan di Jatim terbuat dari batu bata<br />
- Candi Jateng bentuknya tambun, sedangkan di Jatim bentuknya ramping<br />
- Kaki candi Jateng tidak berundak sedangkan di Jatim berundak<br />
- Atap candi Jateng pendek, sedangkan di Jatim lebih tinggi<br />
- Kumpulan candi di Jateng dengan system konsentris, sedangkan di Jatim dengan system membelakangi<br />
b. Perbedaan pada seni patungnya<br />
- Patung – patung di Jateng hanya sebagai perwujudan Dewa/Raja sedangkan di Jatim ada pula perwujudan manusia bisaa<br />
- Seni patung Jateng bergaya simbolis realistis, sedangkan di Jatim jaman Singasari bergaya klasisitis dan jaman Majapahit bergaya magis monumental<br />
- Prambandala (lingkaran kesaktian) pada patung Jateng terdapat pada bagian belakang kepala, sedangkan di Jatim terdapat di bagian belakang seluruh tubuh menyerupai lidah api<br />
- Pakaian Raja / Dewa pada seni patung Jateng masih dipengaruhi tradisi India, sedangkan di Jatim khas Indonesia seperti pakaian batik, selendang dan ikat kepala<br />
c. Perbedaan hiasan candi<br />
- Hiasan adegan cerita pada candi Jateng bergala realis, sedangkan di Jatim bergaya Wayang (distorsi)<br />
- Adegan cerita pada candi Jateng hanya tentang Mahabarata dan Ramayana, sedangkan di Jatim ada pula adegan cerita asli Indonesia, misalnya cerita Panji<br />
- Motif hias pada candi di Jateng bersifat Hindu dan Budha sedangkan di Jatim ada pula hias asli Indonesia sperti motif penawakan dan gunungan serta perlambangan<br />
- Hiasan pada candi di Jatim lebih padat dan dipusatkan pada seni Cina seperti motif awan dan batu karang<br />
<br />
D. Seni Rupa Indonesia Islam<br />
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina. Mereka menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing – masing, maka timbul akulturasi kebudayaan<br />
Seni rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian kepada para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para walipun berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang<br />
<br />
1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam<br />
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja / sultan<br />
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)<br />
c. Berperan<br />
2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam<br />
a. Seni Bangunan<br />
1. Mesjid<br />
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten<br />
2. Istana<br />
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan. Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.<br />
3. Makam<br />
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup<br />
b. Seni Kaligrafi<br />
Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:<br />
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan<br />
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar<br />
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli<br />
c. Seni Hias<br />
Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan<br />
<br />
E. Seni Rupa Indonesi Modern<br />
Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan<br />
1. Masa Perintis<br />
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern<br />
2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938)<br />
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri<br />
3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)<br />
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekreTarisnya S. Sujoyono, seangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia<br />
4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)<br />
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur<br />
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)<br />
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya:<br />
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dll<br />
6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal<br />
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan sekarag pada tingat SLTA<br />
7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia<br />
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll<br />
<br />
F. Aliran – Aliran Seni Lukis<br />
Aliran seni lukis muncul di eropa pada abd ke 19 yang dipengaruhi oleh pesatya perkembangan di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan teori – teori baru itu kemudian dijadikan kaidah seni yang berlaku dalam ikatan kelompok pendukungnya, maka lahirlah suatu aliran atau faham dalam seni:<br />
1. Kalsisisme, cirinya: Objek lukisan seperti dibuat – buat dekoratif, berkesan indah dan elok. Tokohnya: Watteau, Ringaud, Viee Lebrun, Fragnorad dan Marisot Boucher<br />
2. Neoklasisisme, cirinya objek lukisan sekitar lingungan istana dan tokoh agama, bersifat intelektual dan akademis. Semua bentuk dibatasi dengan garis nyata, berkesan tenang dan agung. Pelopornya Louis Davis kemudian dilanjutkan oleh Ingres<br />
3. Romantisme, cirinya: bertemakan tentang cerita yang dahsyat atau kegemilangan sejarah dan peristiwa yang menggugah perasaan, emosional kaya dengan warna dan kontras cahaya, kesan gerak lebih menonjol bahkan melebihi kejadian sebenarnya. Tokohnya: Teodore Gericault, Delaxroix, Cemille Corot, Rouseau. Millet dll<br />
4. Realisme, cirinya: mengungkapkan kejadian yang sebenarnya dengan objek lukisan tentang rakyat jelata, kemiskinan atau kepahitan hidup, penderitaan dan kesibukan – kesibukan, tokohnya Gustave Courbet dan George Hendrik Breitner<br />
5. Naturalisme, cirinya: melukis objek alam / pemandangan secara visual (forografis) tanpa ada penafsiran lain. Pelukisnya; Rudolf Bonnet, Le Mayeur, R. Locatelli dab Albercth Durer<br />
6. Improsionisme, cirinya: melukis kesan alam secara langsung dan cepat berdasarkan kaidah hukum cahaya, garis kontur / blabar dan kaya dengan warna, pelukisnya : Claude Monet, Degas, Pisarro dll<br />
7. Pointilisme, cirinya: melukis dengan teknik bintik – bintik kecil untuk menampilkan efek cahaya dan warna, pelukisnya Seurat<br />
8. Ekspresionisme, cirinya : hasil ungkapan emosi dan perasaan objeknya menyimpang dari bentuk alam, spontanitas dan kecepatan dalam melukis dana menggunakan warna secara murni. Pelopornya ialah Vincent, Van Gogh dan para pengikutnya: Emil Nolde, Karl Scmidt dan Mondesohn<br />
9. Kubisme, ada dua jenis yaitu Kubisme Analitis cirinya objek lukisan menyerupai susunan balok / kubus yang berkesan 3 dimensi, dan kubisme sintesis cirinya objek lukisan menyerupai susunan bidang trasparan yang berkesan 2 dimensi. Pelukisnya Pablo Picasso, George Braque, Jan Gris, dan Fernand Leger<br />
10. Futurisme, cirinya: menampilkan kesan gerak pada objek dengan cara pengulangan bentuk yang berubah - rubah arah. Pelukisnya: G. Balla, Severini, dan Carlo Carra<br />
11. Abstrak, cirinya melukis hasil ungkapan batin yang tidak ada identifikasinya di dunia nyata dengan mempergunakan kesatuan garis, bidang, warna dan unsur seni rupa lainnya. Pelukisnya : Wassily Kadinsky, Piet Mondrin dan Malevich<br />
12. Dadaisme, cirinya: lukisan seperti kekanak – kekanakan, nihilistic, naïf, lucu, menolak hukum seni dan keindahan. Pelopornya Paul Klee<br />
13. Surrealisme, cirinya: objek lukisan tampak aneh dan asing seolah – olah hanya terdapat di alam impian , pelukisnya Salvador dali, Marc Ghagall Joan Miro dll.<br />
14. Pop Art, cirinya: berkesan seolah – olah sindiran, karikatur, humor dan apa adanya dari objek aa saja dapat ditampilkan walaupun tidak lajim dalam karya seni, senimannya Tom Waselman, Cristo dan lain – lain<br />
15. Optical Art, cirinya: termasuk seni non objektif dengan menampilkan bentuk – bentuk geometris atau garis – garis yang diulang secara teratur rapih dan terperinci dengan warna – warna cemerlang pelukisnya: Jackson Pollok, William de Kooning dan Andy Warholkeunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-83558359896861398872011-02-25T21:23:00.001-08:002011-03-01T20:02:18.311-08:00perkembangan seni rupa indonesiaPERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA<br />
<br />
A. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia<br />
1. Bersifat tradisional/statis<br />
Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun temurun<br />
2. Bersifat Progresif<br />
Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia sendiri<br />
3. Bersifat Kebinekaan<br />
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungk<a class="cssButton ubtn-disabled" href="" id="draftButton" target=""><div class="cssButtonOuter"><div class="cssButtonMiddle"><div class="cssButtonInner">Saving...</div></div></div></a>apan seni yang beraneka ragam<br />
4. Bersifat Seni Kerajinan<br />
Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan untuk membuat kerajinan<br />
5. Bersifat Non Realis<br />
Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu bersifat perlambangan / simbolismekeunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-8695974486342968162011-02-25T21:11:00.001-08:002011-03-01T19:18:41.183-08:00perkembangan seniPerkembangan Seni Lukis<br />
Berbicara tentang seni, ada banyak sekali macam seni yang kita temui sampai saat ini, dan salah satunya yang cukup disegani adalah lukisan. Seni lukis sudah banyak diketahui dan ditekuni dalam sepanjang perjalanan kehidupan manusia. Dari masa ke masa peralatan yang digunakan dalam seni melukis pun bervariasi. Dahulu kita pernah menemukan lukisan dengan minyak sebagai pengikat material-material pigmen zat warna yang disapukan ke kanvas, ada juga cat air dimana menggunakan media air sebagai pembawa zat warnanya. Selain itu ada juga lukisan encaustic yang menggunakan wax atau lilin.<br />
<br />
Berkembangnya teknologi juga berimbas pada berkembangnya seni lukis. Tahap demi tahap, dalam dunia seni lukis moderen dikenalah jenis-jenis warna baru yang menggunakan teknologi kimia. Namun agaknya perubahan-perubahan tersebut seakan membatasi para seniman lukis dalam berkarya di era lampau. Sebagai contoh, warna-warna yang tersedia pada era Warhol tidak tersedia di era Monet. Warna-warna yang digunakan Van Gogh tidak ada pada Michelangelo, dan seterusnya.<br />
<br />
Kini, kita mengenal medan baru seni lukis yang berbeda dari seni lukis pada era para pendahulu kita yaitu Digital Painting. Kita lebih mengenal pixel daripada pigmen warna, kanvas kita berupa monitor, palette dideskripsikan sebagai RGB (Red, Green, Blue), CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black), dan sebagainya. Setelah lukisan kita jadi, maka akan kita cetak dan menjadi pigmen warna lagi pada kertas atau dokumen cetak kita.keunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-47529204255587581132011-02-25T21:02:00.003-08:002011-03-01T19:18:41.193-08:00seni lukis zaman pertengahankeunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-56735420351194769332011-02-25T21:02:00.001-08:002011-03-01T20:02:18.323-08:00seni lukis zaman pertengahankeunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-42262066905995685712011-02-25T21:00:00.001-08:002011-03-01T19:18:41.201-08:00seni lukiskeunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-881345941772438532011-02-25T20:59:00.001-08:002011-03-01T19:18:41.209-08:00seni lukiskeunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4035726783161511041.post-58421142497064357082011-02-25T20:50:00.001-08:002011-03-01T20:02:18.334-08:00pelukis terkenal indonesiaPelukis terkenal Indonesia<br />
* Affandi<br />
* Agus Djaya<br />
* Barli Sasmitawinata<br />
* Basuki Abdullah<br />
* Djoko Pekik<br />
* Dullah<br />
* Ferry Gabriel<br />
* Hendra Gunawan<br />
* Herry Dim<br />
* Jeihan<br />
* Kartika Affandi<br />
* Lee Man Fong<br />
* Mario Blanco<br />
* Otto Djaya<br />
* Popo Iskandar<br />
* Raden Saleh<br />
* S. Sudjojono<br />
* Srihadi<br />
* Sri Warso Wahono<br />
* Trubus<br />
* Atim Pekok<br />
* E. Darpo.Skeunikan budayahttp://www.blogger.com/profile/11849343745958402576noreply@blogger.com0